AKKMI x Kemenperin: Isu & Tantangan Industri Kosmetik Maklon Lokal

Jakarta - Asosiasi Kosmetik Kontrak Manufaktur Indonesia (AKKMI) berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk membahas perkembangan isu dan tantangan yang dihadapi industri kosmetik maklon dalam negeri. Diskusi strategis ini digelar pada 8 Oktober 2024 di Gedung Kemenperin, Jakarta Pusat, dengan tujuan memperkuat sinergi antara pemerintah dan pelaku industri dalam menghadapi tantangan global dengan meningkatkan daya saing lokal.

Pertemuan tersebut membahas perkembangan isu dan tantangan yang dihadapi industri kosmetik maklon dalam negeri, mencakup hambatan regulasi, kebutuhan inovasi produk, peningkatan daya saing global, hingga pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat rantai pasok dan keberlanjutan industri.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting yaitu, Emmy Suryandari, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin; Sri Rahayu Widya Ningrum, Ketua AKKMI; Suhadi Rizki Herdianto, Ketua 1 AKKMI; Wardah Annajiah, Wakil Ketua 2 AKKMI; Muh Aslam Rahim, Koordinator Bidang Perencanaan dan Pengembangan AKKMI; dan Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) yang diwakilkan oleh  Etty dan Wilandari.

AKKMI Dukung Kemenperin dalam Pemetaan Industri Kosmetik Maklon Dalam Negeri

Dalam pertemuan tersebut, Kemenperin mengajak lembaga asosiasi di bidang kecantikan untuk bersinergi dalam melakukan pemetaan terhadap industri maklon kosmetik dalam negeri.

Pemetaan ini mencakup analisis kemampuan, kendala, dan kelemahan yang dihadapi oleh pelaku industri, dengan tujuan mengidentifikasi potensi serta tantangan yang menghambat pertumbuhan sektor maklon kosmetik, dan mengetahui batas kemampuan dalam menghadapi potensi dan tantangan tersebut.

Untuk memastikan keberhasilan program ini, Kemenperin mengundang peran aktif asosiasi seperti AKKMI dan Perkosmi. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri yang lebih terintegrasi sekaligus mendukung pertumbuhan maklon kosmetik dalam negeri.

Ketua AKKMI, Sri Rahayu Widya Ningrum, menyampaikan bahwa pemetaan ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan daya saing industri kosmetik lokal, "AKKMI siap berkontribusi dalam program ini, karena kami percaya data yang akurat akan menjadi dasar kebijakan yang efektif untuk memajukan industri maklon kosmetik," ujar Sri Rahayu.

Melalui sinergi ini, diharapkan program pemetaan dapat menghadirkan strategi yang tepat dan nyata untuk mengatasi hambatan regulasi, keterbatasan sumber daya, dan tantangan akses pasar. Selain itu, program ini juga bertujuan mendorong inovasi produk lokal agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Dalam diskusi ini juga dibahas mengenai kaidah

Dukungan aktif dari AKKMI dan Perkosmi menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kosmetik yang kompetitif di kawasan Asia.