AKKMI Dukung Pengembangan IKM Kosmetik Indonesia yang Diinisiasi oleh Kemenperin

Foto dari kiri ke kanan: Halim Nababan Dewan Pembina AKKMI, Eko Prasetyo Ketua Tim Pengembangan IKM untuk Produk Kimia Kemenperin, Wiwik Puspita Anggota AKKMI, Suhadi Rizky Anggota AKKMI

Jakarta, – Halim Nababan, Dewan Pembina Asosiasi Kosmetik Manufaktur Indonesia (AKKMI), menghadiri rapat evaluasi pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kosmetik tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tanggal 07 November 2024, Hotel Savero Style, Kota Bogor.

Acara tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri langsung oleh para lembaga persatuan kosmetik di Indonesia, yaitu Ketua Bidang Perindustrian Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) Dr. Liandhajani, Anggota Dewan Atsiri Indonesia (DAI) Feri Agustian, serta Pimpinan Stylo Indonesia, Ridho Nugroho.

Potensi Pertumbuhan Industri Kosmetik di Indonesia

Rapat evaluasi pengembangan IKM Kosmetik 2024 yang diadakan oleh Kemenperin bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di berbagai industri, terutama di sektor kosmetika. Hal ini karena pertumbuhan pasar kosmetika di Indonesia tergolong besar dan diperkirakan akan terus berkembang ke depannya.

Dalam rapat evaluasi tersebut menunjukkan, pertumbuhan industri kosmetika di Indonesia mencapai 4,86% per tahun. Ini merupakan angka signifikan bagi perkembangan industri kosmetik di Indonesia.

Dukungan AKKMI Terhadap IKM Kosmetik 2024 dan Tantangan yang Dihadapi Industri Kosmetik Indonesia

Melihat potensi besar dalam industri kosmetik di Indonesia, AKKMI mendukung penuh upaya pemerintah untuk mengembangkan IKM Kosmetik 2024. Fokusnya bukan lagi sekadar pada target pasar global, tetapi pada memperluas pasar dalam negeri terlebih dahulu.

Menurut Halim, Indonesia memiliki potensi yang signifikan sebagai bagian dari pasar global. Ia menjelaskan, “Pasar kosmetik tidak selalu harus ke luar, sebenarnya pasar Indonesia sendiri sangat besar, dan Indonesia juga merupakan bagian dari pasar global. Kita seharusnya bisa memperluas atau memperkuat pasar dalam negeri terlebih dahulu.”

Selain itu, Halim juga menyoroti kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku industri kecantikan, seperti biaya tinggi untuk lab sertifikasi. Padahal, pemerintah bisa bekerja sama dengan universitas untuk mendukung pengujian di laboratorium. Hanya saja, belum semua universitas memiliki fasilitas yang memadai, di sinilah peran pemerintah diperlukan untuk membantu menyediakan fasilitas laboratorium yang dibutuhkan.

Keterbatasan pengetahuan dan teknologi dalam proses produksi juga menjadi hambatan dalam menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar global. Biaya sertifikasi dan perizinan yang relatif tinggi semakin menambah tantangan bagi pelaku IKM yang ingin meningkatkan kredibilitas produk mereka.

Selain itu, akses terhadap bahan baku lokal berkualitas masih terbatas. Ketergantungan pada bahan baku impor pun tetap tinggi, sementara fluktuasi harga seringkali memberatkan pelaku IKM.

“Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada pemasok dalam negeri dan mendukung perkembangan mereka untuk memperkuat industri kosmetik Indonesia. Bisa dengan membuka event supplier lokal untuk mendukung mereka,” tambah Halim.

Tantangan lain yang meresahkan para pelaku usaha kecantikan adalah maraknya produk impor di Indonesia, terutama produk yang belum jelas keamanannya dan cenderung berlebihan dalam klaimnya. Banyaknya produk luar yang membanjiri pasar Indonesia menjadi kendala yang masih sering dihadapi dalam industri kecantikan.

Halim Nababan juga menyatakan, kolaborasi yang solid antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci dalam menghadapi tantangan-tantangan ini.

“AKKMI siap berkontribusi dalam memajukan IKM kosmetik di Indonesia dengan menyediakan dukungan yang mereka butuhkan untuk berkembang, baik melalui pelatihan, akses pasar, maupun kolaborasi dengan berbagai pihak. Kami optimis, dengan kerja sama yang baik, produk-produk kosmetik lokal akan semakin diminati dan dihargai di tingkat global, meskipun ada berbagai tantangan yang perlu kita atasi bersama,” terangnya.